Popular Post

Weekly Most Viewed

Posted by : Vaiz 24 Apr 2013


Sri Wilujeng, meski 48 tahun tapi masih trengginas. Kulitnya legam, tangannya liat, suaranya kencang dan dia adalah perempuan kekar. Sementara, Siti, meski lebih muda dan ahli menghalau serangan bola lawan, dia juga pintar mencari rumput dan memanjat pohon.

“Tapi, sekarang sudah jarang naik pohon, sering dibilangin sama anak-anak takut jatuh,” ujar Selly terkekeh. Selly berkisah, dia mencintai sepak bola semenjak kecil. Suaminya sekarang, Kirsun, adalah lawan tandingya semasa anak-anak. Bahkan, Siti kecil lebih bandel ketimbang Kirsun. “Dia sering menangis jika ketendang lawan,” ujarnya mengingat.

Dia masuk menjadi pemain sepak bola wanita adalah ketika dirinya bergabung dengan Kendedes. Setelah itu, berbagai even sering dia ikuti. Pergaulannya dengan ‘dunia lelaki’ membuat Siti merasa seperti laki-laki. Tak hanya saat di lapangan, di rumah, dia juga berperan ganda.

Saat ini, ketika suaminya berada di Kediri, dia yang merumput dan memberi makanan kambingnya. Sementara itu, mencuci piring, menanak nasi dan tugas-tugas perempuan yang lain juga tetap dilakukan. “Dan saya juga merokok, kebanyakan di antara kita perokok,” ujarnya. Belakangan, setelah Banowati hidup, anak semata wayangnya, meminta dia menghentikan kebiasaanya itu. Sebab, itu bakal mempengaruhi fisiknya di lapangan.
Siti tak risau dengan dunianya sekarang. “Saya mencintai bola, dan saya ingin terus memainkannya,” ujarnya. Untunglah, keluarganya yang sekarang mendukung apa yang dia lakukan. Meski sambil ngemong sang cucu, dan mencari rumput untuk ternaknya, keinginan bermain bola pada waktu dekat ini bakal kesampaian.

Sri juga mempunyai dukungan yang sama dari keluarga. Anak-anak, suaminya dan sanak yang lain mendukungnya menjadi pemain bola. “Jika itu untuk kesehatan kenapa tidak? Lagipula tak jaman sekarang membeda-bedakan jenis kelamin,” kata Saputra, anak kedua Sri. Saputra, dulu, bahkan kerap ikut emaknya bertanding dan memberi semangat di pinggir jalan.

Sri mengaku tak nyaman memakai pakaian ala perempuan sampai saat ini. Dia lebih memilih memakai celana panjang atau celana pendek ketimbang memakai rok apalagi kebaya. “Jika dikatakan dekat dengan dunia lelaki, mungkin iya, termasuk cara berpakaian,” ujarnya. Tapi, Sri tak hanya suka sepak bola. Dari hatinya, dia mencintai olahraga keras. “Jika ada tinju wanita, mungkin saya akan ikut,” ujarnya.

Tapi, kata Sri, umumnya pemain bola wanita memang berkarakter seperti lelaki. Keras, tak mau mudah menyerah, tak manja dan mandiri. “Bisa melakukan apa saja sendiri. Selli misalnya, meski saat ini suaminya berada di Kediri, dia bahkan bisa melakukan pekerjaan seperti yang seharusnya lelaki kerjakan,” kata Sri memberi contoh. Tapi, semua tetap bergantung kepada individunya. Siti dan Sri juga tak menampik, jika pemain bola wanita banyak yang suka ke sesama jenis. Sekarang, ada salah satu
teman mereka yang jadi supir truk. Dia juga hidup serumah dengan seorang wanita yang ia cintai. Hubungan mereka sudah layaknya suami istri. “Tapi, tetap saja, semua bergantung kepada individunya. Toh kami berdua normal,” ujar Sri.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Knowledge| - vaizsphere98 - Powered by Titania - Designed by Johanes Djogan -